Jumat, 11 November 2011

POROPOSAL PTK IPA

Proposal PTK

A. Judul

Meningkatkan hasil belajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran Number Head Together NHT) pada materi struktur dan fungsi tumbuahan bagi siswa kelas IV SD Negeri tambahrejo 01.

B. Bidang Kajian

Model pembelajaran Number Haed Togethar

C. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat tercapai apabila proses pembelajaran yang berlangsung mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa, termasuk potensi siswa dalam pembelajaran IPA.

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangannya lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Selama ini pembelajaran IPA masih terkesan kering, sepi, dan tidak menarik bagi siswa, guru umumnya dalam mengajar cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa juga belum sepenuhnya menyukai pelajaran Sains (IPA) yang disebabkan oleh kurangnya minat belajar maupun kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2004: 82), yang menyatakan: pelajaran berjalan lancar bila ada minat dan apabila anak-anak malas belajar, mereka akan gagal karena tidak adanya minat. Selain itu, alat peraga di Sekolah Dasar Negeri Simpar khususnya untuk mata pelajaran Sains (IPA) juga terbatas sehingga mengakibatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Sains (IPA) berkurang. Tidak adanya sarana dan prasarana belajar yang menunjang seperti perpustakaan maupun laboratorium juga menjadi faktor yang mempengaruhi minat siswa maupun hasil belajar yang diperoleh siswa.

Fenomena pelaksanaan pembelajaran IPA tersebut diatas, merupakan gambaran yang terjadi di SD Negeri Tambahrejo 01. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi pada siswa kelas IV bahwa pelajaran IPA pada materi struktur dan fungsi tumbuahan belum optimal, karena guru kurang menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan, sehingga siswa kuarang aktif, cepat merasa bosan dan penggunaan media pembelajaran masih kurang.

Hal itu di dukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi struktur dan fungsi tumbuhan pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran 2010/2011 masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang di tetapkan sekolah yaitu 62. Dari data hasil belajar di tunjukkan dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinngi 87 dengan rerata kelas 58,68. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran di tingkatkan kualitasnya agar siswa SD tersebut dapat memahami materi struktur dan fungsi tumbuhan,sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

Berdasarkan diskusi tim peneliti dengan guru kelas IV, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternative tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Number Head Together (NHT). Dimana NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor


siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

Dari ulasan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan hasil belajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui model pembelajaran Number Head Together NHT) pada materi struktur dan fungsi tumbuhan bagi siswa kelas IV SD Negeri tambahrejo 01.

2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

a) Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat kami rumuskan masalahnya sebagai berikut:

Apakah dengan model pembelajaran Number head together dapat meningkatkan penguasaan materi struktur dan fungsi tumbuhan mata pelajaran IPA pada kelas IV SDN Tambahrejo 01?

b) Pemecahan Masalah

Langkah-langkah model pembelajaran NHT

1. Persiapan

2. Pembentukan kelompok

3. Diskusi masalah

4. Memanggil nomor anggota kelompok atau pemberian jawaban

5. Memberikan kesimpulan

6. Memberikan penghargaan.

3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan umum yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN Tambahrejo 01.

Adapun tujuan Khusus penelitian ini adalah :

a. Menemukan cara yang tepat/sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang fungsi dan struktur umbuhan. Dalam hal ini menggunakan model pembelajaran NHT

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru

c. Meningkatkan kompetensi guru dalam memperbaiki mutu pembelajaran dan pelaksanaan PTK.

D. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Belajar

Ada beberapa konsep tentang belajar yang telah didefinisikan oleh para pakar psikologi, antara lain:

1. Menurut Gagne and Berliner (1983: 252) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2) belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman.

2. Menurut Morgan et.al. (1986: 140) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2) belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman.

3. Menurut Slavin (1994: 152) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 2) belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

4. Menurut Gagne (1977:3) dalam Anni, Tri Catharina (2004:2) belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Dari keempat konsep di atas tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:

a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.

b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.

c. Perubahan perilaku terjadi karena belajar bersifat relatif permanen.

Jadi, belajar (learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perubahan perilaku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Anni, Tri Catharina (2004: 3).

Benyamin S. Bloom (Gay, 1985: 72-76; Gagne dan Berliner, 1984: 57-60) dalam Anni, Tri Catharina (2004: 6) mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu:

  1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual yang mencakup kategori: pengetahuan/ingatan, pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.

  1. Ranah Afektif

Taksonomi tujuan pembelajaran afektif, dikembangkan oleh Krathwohl dkk, merupakan hasil belajar yang paling sukar diukur. Tujuan pembelajaran ini berhubungan dengan sikap, minat, dan nilai. Kategori tujuan pembelajaran ini mencerminkan hierarki yang berentangan dari keinginan untuk menerima sampai dengan pembentukan pola hidup.

  1. Ranah Psikomotorik

Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif.

Dari penjelasan di atas, maka ranah-ranah tersebut harus selalu diperhatikan karena satu sama lain saling menunjang dalam kegiatan pembelajaran.

2. Pengertian IPA

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal”.

Menurut Abdullah (1998:18), IPA merupakan “pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain”.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di sempurnakan.

Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia. Pada apek Fisika IPA lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup. Pada sapek Biologi IPA mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingfkungannya. Sedangkan pada aspek Kimia IPA mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam.

Dari uraian di atas mengenai pengertian pendidikan dan IPA maka pendidikan IPA merupakan penerapan dalam pendidikan dan IPA untuk tujuan pembelajaran termasuk pembelajaran di SMP.

Pendidikan IPA menurut Tohari (1978:3) merupakan “usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa memahami proses-proses IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik terhadap IPA serta menguasi materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hokum dan teori IPA”.

Pendidikan IPA menurut Sumaji (1998:46) merupakan “suatu ilmu pegetahuan social yang merupakan disiplin ilmu bukan bersifat teoritis melainkan gabungan (kombinasi) antara disiplin ilmu yang bersifat produktif”.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki tujuan agar setiap siswa terutama yang ada di SMP memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Number Head Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000 : 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Spencer Kagen dalam Ibrahim (2000 : 28) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan lansung kepada seluruh kelas, guru menggunakan empat langkah sebagai berikut : (a) Penomoran, (b) Pengajuan pertanyaan, (c) Berpikir bersama, (d) Pemberian jawaban.

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah 1. Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Langkah 2. Pembentukan kelompok

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.

Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

1. Tetap berada dalam kelas

2. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru

3. Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam kelompok

Langkah 3. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.

Langkah 4. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

Langkah 5. Memberi kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Langkah 6. Memberikan penghargaan

Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar